PRINSIP
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Oleh:
Anita Adesti
Mahasiswa Pasca Sarjana
Teknologi Pendidikan
UNSRI
UNSRI
1. Pendahuluan
Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya
mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan kurikulum atau biasa
disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum
ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya
melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di
dalamnya melibatkan banyak orang. Seperti: politikus, pengusaha, orang tua
peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa
berkepentingan dengan pendidikan.
Pengembangan
kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang
lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan
kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian
yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Pada umumnya ahli
kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu,
merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen
tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
Selain
harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah kurikulum
juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu,
sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan
seperti yang di harapkan dan
mengenai prinsip-prinsip dan pendekatan itu akan kami jelaskan selengkapnya
dalam pembahasan.
Berdasarkan Penjelasan diatas maka
dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaiu:
1) Apa
pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum?
2) Apa
saja macam – macam
sumber prinsip pengembangan kurikulum ?
3) Apa
saja tipe – tipe dari prinsip pengembangan
kurikulum?
4) Apa
saja macam – macam prinsip pengembangan
kurikulum?
Untuk rumusan masalah
di atas, tentunya penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut, yaitu:
1)
Untuk
Mengetahui pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum
2)
Untuk
mengetahui macam – macam sumber prinsip pengembangan kurikulum
3)
Untuk
Mengetahui tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum
4)
Untuk
mengetahui macam – macam prinsip pengembangan kurikulum
Selanjutnya, diharapkan penulisan makalah ini
memiliki manfaat ilmiah dalam mengkaji prinsip – prinsip pengembangan kurikulum beserta komponen – komponen
yang mendukungnya guna memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para
pendidik yang pada hakikatnya adalah pelaksana dan pengembang kurikulum di
lapangan.
2. Pembahasan
2.1 Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang
harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai
dengan apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan
dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah
atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat
menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari
atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Secara
gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian.
Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada
suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat
mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi
pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip memiliki fungsi yang sangat
penting dalam kaitannya
dengan keberadaanya sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa
menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan
tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan
bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang harus diikiti untuk mencapai
tujuan secara benar.
Pengertian dan fungsi
prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi dari
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip
pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus
dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan
pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum
planning), yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu
sendiri. Esensi
dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis,
evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam
proses pengembangan kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien,
maka dalam bekerjanya para pengembang kurikulum harus memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara
mantap, terarah, dan dengan hasil yang bisa dipertanggung jawabakan.
2.2 Macam – Macam Sumber Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Menurut Oliva 1992:28 dalam
(Komaruddin dan Kurniawan 2011:65) mengemukakan setidaknya ada empat sumber
prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
a)
Data
Empiris (Empirical data)
b)
Data
Eksperimen ( Exsperimen data)
c)
Cerita/Legenda
yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum)
d)
Akal
Sehat (Common Sense)
Data empiris
merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif, Data eksperimen menunjuk pada
temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian
merupakan data yang dipandang valid dan reliable, sehingga tingkat kebenaran
lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Namun demikian fakta
kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas.
Disamping itu banyak
data-data lainya yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang digunakan juga
terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks
diantaranya yaitu adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curricuculum) dan hasil pertimbangan dan penilaian
akal pikiran (common sense). Bahkan
data yang diperoleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses
pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
2.3
Tipe – Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe
prinsip pengembangan kurikulum yaitu tingkat validitas dan reabilitas prinsip
yang digunakan. Hal
ini kaitannya dengan sumber-sumber dari pengembangan kurikulum itu
sendiri. Ada fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya
tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui riset yang berulang-ulang,
ada juga data yang sudah terbukti tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu
belum bisa digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh
riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut pertimbangan akal sehat
dipandang logis, baik, dan berguna.
Merujuk
hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa
diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu antara lain:
a) Anggapan
Kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)
Adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang
ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di
tempat yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat tentangan atau kritik karena
sudah diyakini oleh orang orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
b) Anggapan
Kebenran Parsial (Partial Truth)
Adalah suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti
efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa
digeneralisasikan. Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa
digunakan, namun dalam penggunaannya biasanya masih mengundang pro dan kontra.
c) Anggapan
Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian ( Hypothesis)
Adalah
: Asumsi
kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil
deliberasi, judgement,
dan pemikiran akal sehat.
Pada
dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip mana yang
mendapatkan penekanan dalam penggunaannya, ini sangat tergantung pada
perspektif dari para pengembangan kurikulum tentang kurikulum, itu sendiri. Dalam praktik pengembangan kurikulum biasanya kesemua
tipe prinsip diatas digunakan. Namun hanya ada perbedaan pada istilah saja.
Oliva 1992:30 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:66) memakai istilah axioms untuk menggambarkan berbagai
karakteristik tersebut.
2.3 Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum
Terdapat
banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam
prinsip ini bisa dibedakan dalam dua
kategori yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip
umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun.
Di samping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan
untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen
yang membangunnya.
Prinsip khusus artinya prinsip yang
hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga
merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri,
misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan,
prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum dan prinsip prinsip yang
mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya.
1) Prinsip
Umum
Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat
lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi,
fleksibelitas, kontinuitas, praktis atau efisiensi dan efektivitas.
a.
Prinsip
Relevansi
Prinsip relevansi
artinya prinsip kesesuaian. Prinsip
relevansi ada dua jenis yaitu relevansi
eksternal (eksternal relevance) dan relevansi internal. (internal relevance) artinya
bahwa kurikulum itu harus sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang
ada pada masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi pada masa yang akan
datang. Intinya, bahwa kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi
anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan
kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Agar kurikulum bisa
memenuhi konsep relevansi eksternal, seorang pengembang kurikulum harus
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini
dan masa datang.
Sedangkan relevansi eksternal (eksternal relevance)
yaitu kesesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan
suatu sistem yang di bangun oleh sub sistem atau komponen tujuan, isi, metode,
dan evaluasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan
kemampuan siswa. Suatu kurikulum yang baik adalah yang memenuhi syarat
relevansi internal, yaitua danya koherensi dan konsistensi antar komponennya.
Ketidak sesuaian antar komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak
akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Implikasi dari prinsip ini yaitu
seorang pengembang kurikulum harus bisa paham betul tentang jenis dan hakikat
dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.
b.
Prinsip
Relevansi
Prinsip fleksibilitas
artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak kaku, terutama dalam hal
pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum didesain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian
dalam hal strategi yang
didalamnya mencakup metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel. Dalam
kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang mampu memberikan alternatif
dalam pencapaian tujuannya melalui berbagai metode atau cara-cara tertentu yag
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum di
terapkan.
c.
Prinsip
Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya
kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi
sinambung antar kelas, maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini
dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara
sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi
dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.
Dengan demikian akan terhindar dari
tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa (prerequisite) untruk
mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga
terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar
yang tidak perlu (negatively over laping) yang bisa menimbulkan pemborosan
waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya kerjasama diantara para
pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan.
d. Prinsip Praktis atau Efisiensi
Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan prinsip
praktis dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa
diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum
harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum itu
akan digunakan, meskipun gambaran situasi dan kondisi situasi tempat itu tidak
detail betul akan tetapi paling tidak gambaran umumnya harus diketahui.
Pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembang kurikulum untuk mendesain
kurikulum yang memenuhi prinsip praktis, memungkinkan untuk diterapkan.
Salah satu kriterianya
praktis itu adalah efisien, tidak mahal. Hal ini mengingat sumber daya
pendidikan, personil, dana, fasilitas, keberadaannya terbatas. Meskipun harus
memenuhi prinsip murah tetapi tidak diterjemahkan sesuatu yang murahan, akan
tetapi merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu harus dikembangkan secara
efisien, tidak boros, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Ini
menyiratkan bahwa akan terdapat keragaman tingkat kemampuan di berbagai daerah
dan sekolah penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif.
e.
Prinsip
Efektivitas
Prinsip ini merujuk
pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan tertentu
yang ingin
dicapai. Kurikulum bisa dikatakan adalah instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu jenis dan karakteristik tujuan yang ingin dicapai harus jelas.
Kejelasan tujuan akan mengarah dalam pemilihan dan penentuan isi, metode dan
sistem evaluasi serta model konsep kurikulum yang akan digunakan. Disamping itu
juga mengarahkan dan memudahkan dalam implementasi kurikulum.
Masih dalam kaitannya dengan prinsip
– prinsip umum pengembangan kurikulum, Oliva (1992:31-45) dalam (Komaruddin dan
Kurniawan 2011:69-70) mengajukan sepuluh prinsip yang disebutnya Axiom, untuk
mewadahi keberagaman karakteristik tipe prinsip pengembangan kurikulum diatas. Adapun
kesepuluh prinsip (axioms) pengembangan kurikulum yang diajukan oliva yaitu:
1. Perubahan
kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan diperlukan.
2. Kurikulum
merupakan produk dari masa yang bersangkutan.
3. Perubahan
kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih
dengan kurikulum yang terjadi masa kini.
4. Perubahan
kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada perubahan pada
orang-orang atau masyarakat.
5. Pengembangan
kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok.
6. Pengembangan
kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian
alternatif yang ada.
7. Pengembangan
kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir.
8. Pengembangan
kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif, bukan aktifitas
bagian per bagian yang terpisah.
9. Pengembangan
kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti suatu proses yang sistematis.
10. Pengembangan
kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
2) Prinsip
Khusus
Sebagaimana telah
disebutkan dimuka, bahwa prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya
berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini merujuk pada
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum
secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah
lainnya, satu jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan
lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa
mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
Disamping prinsip-prinsip
umum yang dijelaskan dimuka. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khusus
lainnya yaitu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-komponen
kurikulum, yang mana antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki prinsip
yang tidak sama. Dibawah
ini akan diuraikan beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yang
berkaitan dengan pengembangan komponen-komponen kurikulum merujuk pada tulisan
Sukmadinata (2012:
152-154) antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip Yang Berkenaan
Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan
pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber
pada:
§ Ketentuan
dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga
negara mengenai tujuan, dan stategi pembangunan termasuk di dalamnya
pendidikan.
§ Survai
mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang
dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
§ Survai
tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui
angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
§ Survai
tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja).
§ Pengalaman
Negara-negara lain dalam masalah yang sama.
§ Penelitian
b. Prinsip Yang Berkenaan
Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan kurikulum, yaitu:
§ Perlu
penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan hasil belajar yang
khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan
semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
§ Isi
bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
§ Unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah
belajar,
yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan, diberikan secara simultan dalm urutan
situasi belajar
c. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan
Proses Belajar Mengajar
Hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar:
§ Apakah
metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan
pelajaran?
§ Apakah
metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa?
§ Apakah
metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
§ Apakah
metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotor?
§ Apakah
metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan
guru atau kedua-duanya?
§ Apakah
metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
§ Apakah
metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di
rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan
masyarakat?
§ Untuk
belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan
“learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.
d. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan
Media Atau Alat Pengajaran
Beberapa
prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk memilih dan mengunakan media dan
alat bantu pembelajaran.
§ Alat/media
apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak
ada, apakah ada penggantinya?
§ Kalau
ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang
membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya?
§ Bagaimana
pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar, dan lain-lain?
§ Bagaimana
pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
§ Hasil
yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e. Prinsip Yang Berkenaan Dengan
Penilaian
Penilain
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Setidaknya ada tiga
fase yang harus diperhatikan ketika merencanakan alat penilaian, menyusun alat
penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam fase perencanaan penilaian yaitu:
§ Bagaimanakah
karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok yang akan di tes?
§ Berapa
lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
§ Apakah
tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
§ Berapa
banyak butir tes yang perlu disusun?
§ Apakah
tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
Dalam
penyusunan alat penilaian sebaiknya mengikuti langkah-langkah berikut:
§ Rumusan
tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
§ Uraikan
ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
§ Hubungkan
dengan bahan pelajaran.
§ Tuliskan
bitir-butir tes.
Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian.
§ Norma
penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes.
§ Apakah
digunakan formula guessing?
§ Bagaimana
pengubahan skor ke dalam skor masak?
§ Skor
standard apa yang akan digunakan?
§ Untuk
apakah hasil tes digunakan?
3. Penutup
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal antara lain, Prinsip
adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari dan
menjadi suatu kepercayaan. prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada
pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan
berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam
faseperencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnnya
prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat lurikulum itu sendiri.
Setidaknya
ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data empiris
(empirical data), data eksperimen (experiment data), cerita /legenda yang hidup
di masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense). Data
empiris dan data eksperimen merupakan data yang dianggap paling terpecaya
dibanding legenda dan pertimbangan akal sehat. Sesuai dengan sumber datanya,
maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi
tiga tipe prinsip yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth),
anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih
memerlukan pembuktian (hypothesis).
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa
dibedakan dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum
dimanapun. Prinsip umum pengembangan kurikulum meliputi prinsip relevansi,
fleksibel, kontinyuitas, praktis, atau efisien dan efektifitas.
Prinsip
khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi
tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri,
misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip
untuk mengembangkan komponen isi kurikulum, prinsip-prinsip untuk mengembangkan
media dan alat, serta prinsip untuk menentukan penilaian. Dimana prinsip pengembangan satu
komponen dengan komponen lainnya akan berbeda.
Topik
ini memberikan kita sebagai guru sekaligus orang yang berpotensi sebagai
pengembang kurikulum sebuah pemahaman tentang apa saja prinsip prinsip yang
harus diperhatikan dalam rangka mengembangkan kurikulum, hal ini sangat berguna
guna menciptakan suatu kurikulum yang baik dan efisien yang akan menyempurnakan
kegiatan belajar mengajar baik itu di institusi Formal maupun non formal.
4. Referensi
Dea (2011),
Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum.
(Online) tersedia: http://dheekape.blogspot.com/2011/11. Diakses 22 Oktober 2012.
Komaruddin, Yooke dan Kurniawan, Deni, (2011), “Prinsip
– Prinsip pengembangan Kurikulum “ dalam Kurikulum
dan pembelajaran. Jakarta : Tim Pengembang MKDP FIP UPI, Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana S. (2012). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Trims
BalasHapus