Laman

PENGUNJUNG

Kamis, 01 Maret 2012

DESAIN INSTRUKSIONAL



  1. PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Masalah
         Sistem  Instruksional yang siap pakai adalah hasil yang diinginkan dalam hal mendesaian sistem intruksional. Dalam mencapai sistem intruksional yang siap pakai tidaklah semudah menentukan tujuan perjalanan. Kita mengetahui bahwa pendidikan itu mempunyai tujuan yang pasti, hanya tidak semua orang dapat merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dengan pendidikan yang direalisasikannya.
         Tujuan adalah keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi. Tujuan berfokus pada apa yang dapat dilakukan sibelajar ketika usai pelajaran. Tujuan instruksional idealnya diperoleh dari proses pengkajian / penelususan kebutuhan (Need Assessment) yang menetapkan secara luas indikasi-indikasi permasalahan yang harus dipecahkan. (Dick and Carey, 2005).
         Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang apa yang dicapai dilakukan dengan cara analisis. Dan seperti yang kita ketahui bahwa dalam  mendesain sistem instruksional dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut:

  1. Menentukan kebutuhan instruksional dan menentukan tujuan instruksional umum
  2. Melakukan analisis instruksional
  3. Mengidentifikasikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa
  4. Menentukan tujuan instruksional khusus.
  5. Menulis tes acuan patokan
  6. Menyusun strategi instruksional
  7. Mengembangkan bahan instruksional
  8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
  9. Mendapatkan sistem instruksional
         Setelah mengidentifikasi kebutuhan instruksional untuk menentukan tujuan intruksional umum maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis intruksional. (Dick and Carey yang didukung oleh suparman 1997).
        
1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah  maka yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah pengertian dari Analisis Instruksional?
2.      Hal-hal apakah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan analisis instruksional?
3.      Langkah-langkah apakah yang digunakan daalam melakukan analisis instruksional?

1.3    Tujuan Pembahasan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka pembahasan ini bertujuan untuk:
1.    Mengetahui pengertian Analisis Instruksional.
2.    Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan analisis instruksional
3.    Mengetahui Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis instruksional.

1.4    Manfaat Pembahasan
         Manfaat yang dapat diperoleh melalui pembahasan ini adalah:
1.   Memberi pengetahuan bagi para desainer intruksional untuk dapat mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam setiap pengajaran
2.   Memberi pandangan bagi calon-calon desainer pembelajaran dalam merumuskan tujuan intruksional
3.    Memberi pengetahuan bagi desainer bagaimana laangkah-langkah dalam melakukan analisis instruksional


2. PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Analisis Instruksional
         Analisis intruksional adalah sebagai tahapan proses yang merupakan keseluruhan dari pemaparan bagaimana perancang (desainer) menentukan komponen utama dari tujuan instruksional melalui kegunaan analisis tujuan (goal analysis), dan bagaimana setiap langkah dalam tujuan tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan subordinate atau keterampilan prasyarat. (Dick and Carey 2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com).
         Analisis instruksional sebagai perangkat (satu set) prosedur yang ketika dipublikasikan ketujuan instruksional, menghasilkan pengindentifikasian langkah-langkah yang sesuai untuk melaksanakan tujuan dan keterampilan subordinate bagi sibelajar dalam rangka mencapai tujuan. (Dick and Carey 2005). Analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusu­n disain instruksional atau guru untuk membantu mereka di dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanaan oleh siswa dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok (Esseff, P.J.)
         Suparman (1997) lebih cenderung mengartikan analisis instruksional sebagai proses yang menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan penjabaran tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara terperinci. Yang dimaksud perilaku khusus tersusun secara logis dan sistematis adalah tahapan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahuluditinjau dari berbagai alas an seperti karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, prilaku yang menurut urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.



2.2 Kegunaan Analisis Instruksional
Dengan memperhatikan uraian tersebut di atas, dapat dikemukakan kegunaan analisis instruksional sebagai berikut:
1.      Membantu bantu para guru/pendidik maupun penyusun disain instruksional untuk mengorganisir tugas-tugas pokok dalam hubungannya dengan subtugas yang harus dipelajari siswa. Pengorganisasiannya adalah sedemikian, sehingga merupakan urutan logis sesuai dengan keadaan sebenarnya manakala tugas tersebut dilaksanakan. Proses ini akan memberikan gambaran yang jelas bagi siswa mengenai yang diharapkan dapat dikerjakan setelah selesai mengikuti suatu pelajaran.
2.      Membantu para guru di dalam menganalisis tingkah laku (behavior) berkenaan dengan masing-masing tugas pokok maupun subtugas. Dengan cara demikian, semua pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas pokok dapat diidentifikasikan.
3.      Membantu para penyusun disain instruksional dan para guru/pen­didik untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk belajar, sehingga siswa dapat melaksanakan suatu tugas dengan baik.


2.3  Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melasanakan Analisis Instruksional
         Ditinjau dari pendapat Dick and Carey (2005), proses analisis instruksional dimulai dari melaksanakan analisis tujuan (goal analysis) yang dimulai setelah memperoleh pernyataan yang jelas dari instruksional.
1.    Analisis Tujuan (Goal Analysis)
               Hal yang harus diperhatikan adalah:
a.        Pengklarifikasian pernyataan tujuan berdasarkan domain (jenis) belajar yang akan muncul.
Domain belajar dapat dibagi atas empat yakni:
1.    Keterampilan intelektual
Keterampilan yang mensyaratkan sebelajar melakukan kegiatan kognitif yang unik. Unik yang dimaksud disini adalah  sibelajar harus mempu memecahkan masalah atau menampilkan satu perilaku dengan contoh atau informasi yang tidak ditemukan sebelumnya.
2.    Informasi Verbal
Keterampilan yang mensyaratkan sibelajar memberikan respons yang spesifik terhadap stimuli yang relative spesifik. Biasanya tujuan keterampilan ini dapat dikenali dari kata kerja yang digunakan. Kata kerja seperti menyebutkan atau menjelaskan sesuatu.

3.    Sikap
Sikap adalah pernyataaan kompleks manusia terhadap orang, benda dan kejadian. Dick and Carey (2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com) mendefenisikan sebagai kecenderungan membuat pilihan-pilihan tertentu atau keputusan tertentu terhadap keadaan tertentu. Sikap mempengaruhi pilihan sikap seseorang dan merupakan tujuan jangka panjang yang sulit diukur dalam waktu singkat. Tujuan instruksional yang berfokus pada sikap dan dianggap sebagai sesuatu yang mempengaruhi sebelajar memilih. Sikap memilih dapat menunjukkan kecenderungan positif atau negative terhadap objek kejadian atau orang tertentu.




4.    Keterampilan psikomotor
Karakteristik dari keterampilan psikomotor adalah sibelajar harus melaksanakan gerakan otot dengan atau tanpa peralatan untuk mencapai hasil yang spesifik. Ketrampilan ini melibatkan mental dan fisik. Perilaku dari tampilan ini berupa kecepatan gerakan tubuh, keakraban kekuatan dan kelenturan.
Setiap tujuan dapat dimulai dengan menjawab pertanyaan “bagaimana kita menentukan keterampilan belajar apa yang harus dipelajari sehingga dapat tercapai tujuan-tujuan yang telah dibuat?” Jawabannya adalah mengklasifikasian setiap tujuan kedalam salah satu domain belajar diatas.

b.   Mengidentifikasi dan mengurutkan langkah-langkah utama ketika sibelajar sedang menampilkan tujuan.
            Langkah kedua dari analisis tujuan ini dilakukan setelah kita mengidentifikasi domain dari tujuan maka perlu untuk lebih spesifik mengindikasikan apa yang akan dilakukan sibelajar ketika sedang menampilkan tujuan. Teknik terbaik yang sebaiknya digunakan oleh seorang desainer untuk menganalisa sebuah tujuan adalah dengan mendiskripsikan langkah demi langkah secara terperinci kegiatan atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika menampilkan sebuah tujuan.
            Analisis tujuan merupakan tayangan visual dari langkah-langkah spesifik yang sibelajar akan lakukan ketika menampilkan tujuan instruksional sebaiknya ditayangkan dalam bentuk yaitu langkah demi langkah dalam kotak tersusun disebuah diagram air (flow diagram). Pada saat menyusun daftar langkah-langkah tersebut yang harus diperhatikan adalah sipembelajar, apakah sipembelajar berusia muda atau dewasa karena akan mempengaruhi jumlah angka yang harus dibuat. Pendiskripsian setiap langkah harus mencamtumkan sebuah kata kerja yang menjelaskan sebuah tingkah laku yang dapat diobservasi. Contohnya “ bila membaca atau mendengar  (keduanya proses internal bukan tingkah laku yang jelas) langkahnya sebaiknya diindikasikan apa yang sibelajar akan identifikasi dari apa yang mereka baca atau dengar. Setiap langkah sebaiknya memiliki outcome yang dapat diobservasi. Sedikitnya 5 langkah yang ada pada tahapan ini tetapi tidak lebih dari 15 untuk durasi waktu 1 sampai 2 jam pengajaran.
            Menulis TIU (target objective) mensyaratkan disainer mengklasifikasikan keterampilan target berdasarkan tipe hasil belajar. Hal ini memungkinkan melanjutkan keanalisis berikutnya, yaitu analisis tugas (Task Analysis). Tetapi sebelumnya ada bebrapa hal lagi yang sebaiknya diperhatikan yaitu pengujian setiap langkah yang telah dibuat hingga pada akhirnya akan berbentuk produk akhir dari analisis tujuan.
(goal analysis) berupa diagram keterampilan yang menyediakan gambaran mengenai apa yang akan menyediakan gambaran mengenai apa yang sedang dilakukan oleh sibelajar ketika mereka menampilkan tujuan instruksioanl umum. Kerangka kerja inilah yang nantinya menjadi dasar bagi analisis keterampilan prasyarat atau subordinate skill analysis.
2.  Analisis Keterampilan Prasyarat (Subordinate skill analysis)
          Setelah langkah-langkah dalam tujuan teridentifikasi dianggap perlu melakukan pengujian setiap langkah untuk menentukan apa yang seharusnya telah diketahui seibelajar dapat mempelajari langkah yang ditampilkan (perform) dalam tujuan. Langkah ini disebut analysis keterampilan prasyarat atau subordinate skill analysis.
          Dalam analisis ini tujuan yang akan dibahas terlebih dahulu adalah tujuan murni (pure goals) yang langkah-langkahnya hanya keterampilan intelektual atau hanya ketrampilan psikomotor. Tujuan kompleks (complex goal) melibatkan beberapa domain / ranah segaligus. Sebuah kombinasi berbagai pendekatan dapat digunakan dengan tujuan kompleks. Dalam rangka memulai sebuah analisis keterampilan prasyarat, perlu diperoleh deskripsi  atau gambaran mengenai tugas utama si belajar yang harus ditampilkan sehingga terpenuhilah tujuan instruksional umum.
          Berbagai pendekatan dalam melakukan analisis keterampilan prasyarat menurut Dick and Carey (2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com) yakni:
1.     Pendekatan Hirarki (hierarchial approach)
2.     Pendekatan Pengelompokan (cluster approach)
3.     Pendekatan Hirarki dan atau Pendekatan Pengelompokan
          Suparman (1997) dalam membagi pendekatan tersebut sebagai proses  penguraian perilaku khusus kedalam empat struktur perilaku. Empat susunan struktur perilaku tersebut sebagai berikut:
         1.   Struktur Perilaku Hirarkial
         Struktur ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (perilaku=kemampuan).  Misalnya pada mata pelajaran seni budaya, kedudukanperilaku membaca notasi musik dan perilaku menyanyikan notasi musik tersebut. Perilaku menyanyikan notasi musik tidak akan mungkin dapat dilakukan siswa apabila siswa tersebut belum menguasai dalam hal membaca notasi musik.
 







Gbr. Struktur perilaku Hirarkial
2.    Struktur Perilaku Prosedural
         Struktur ini adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu seri urutan penampilan perilaku tetapi ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain.Contoh : tujuan siswa dapat membuat karya musik sendiri. Dapat Dilihat dalam Struktur Berikut:









 







                    




        


Gbr. Struktur Perilaku Prosedural

3.  Struktur Perilaku Pengelompokan
         Struktur ini adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya tujuan siswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian gitar, menjelaskan fungsi satu dengan yang lain tidak terkait secara hirarki dan procedural. Siswa dapat menyebutkan fungsi bagian gitar sesuai dengan siswa ingin. Misalnya:
 









4.  Struktur Perilaku Kombinasi
         Struktur ini adalah perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hirarkial, procedural dan pengelompokan.
Misalnya kemampuan mengapresisi karya musik daerah.
 











                                    Gbr. Struktur Perilaku Kombinasi
















C.     Langkah-langkah Melakukan Analisis Instruksional
            Menurut Mager (2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com) langkah-langkah di dalam analisis istruksional dapat dibedakan dua macam:
1.      Langkah pertama ialah menuliskan semua tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.      Langkah kedua ialah menyusun, daftar tugas secara mendetail dan urut sesuai dengan urutan senyatanya manakala tugas itu dilaksanakan.
Apa yang dikemukakan oleh Mager tersebut menunjukkan, bahwa pada langkah pertama belum diperhatikan urutan bagaimana melak­sanakan tugas-tugas tersebut. Sedang pada langkah kedua, di samping memerinci sampai pada tugas yang sekecil-kecilnya agar tak ada yang terlewatkan, juga memperhatikan urutan bagaimana tugas tersebut dilaksanakan. Ell (2005) lebih memerinci di dalam menjelaskan metode analisis instruksional sebagai berikut:
(a)    Identifikasi tugas-tugas pokok dan hubunganriya dengan subtugas.
(b)    Mengurutkan tugas-tugas sesuai dengan urutan, manakala tugas
(c)    tersebut dilaksanakan dalam keadaan senyatanya.
(d)   Identifikasi tingkah laku (behavior) yang diperlukan untuk melak­sanakan setiap tugas.
(e)    Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mempelajari setiap tugas.
Cara yang efektif untuk menentukan tugas-tugas pokok (major tasks) adalah dengan cara menuliskan semua tugas yang berkenaan dengan masing-masing bidang tertentu yang harus dicapai. Kita bisa mulai dengan menanyakan kepada diri sendiri. "Apa ­yang saya inginkan siswa dapat melakukan sesuatu setelah ia selesai mempelajari suatu unit pelajaran" ? Seberapa banyak daftar tugas tersebut, tergantung dari luasnya bidang yang dianalisis, misalnya apakah kita ingin menyusun suatu pogram studi untuk suatu jurusan pada suatu fakultas, suatu pro­gram training, atau suatu mata kuliah, atau bahkan suatu unit pel­ajaran.




PENUTUP

3.1    Kesimpulan
         Sebelum menghasilkan suatu desain sitem instruksional yang siap pakai haruslah melalui tahap-tahap yang ditentukan agar hasil yang didapat lebih berkualitas dan tujuan yang direalisasikan dapat tercapai secara  maksimal. Salah satu tahap yang tidak kalah pentingnya adalah analisis intruksional, dimana pada langkah inilah merupakan bertujuan  untuk memperolah gambaran tentang apa yang dicapai. Apa yang kan dicapai merupakan suatu tujuan yang jelas dan spesifik memberi pegangan dan petunjuk tentang metode mengajar dan belajar yang serasi serta memungkinkan penilaain proses dan hasil belajar yang lebih teliti.

3.2    Saran
         Kiranya para desainer atau tenaga pendidik menggunakan tahap demi tahap dalam menganalisis instruksional secara teliti sehingga kebutuhan siswa dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang kita inginkan.















REFERENSI

Suparman, Atwi. 2004. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka


(Diunduh 25/02/2012)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar