- PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sistem Instruksional yang siap pakai adalah hasil
yang diinginkan dalam hal mendesaian sistem intruksional. Dalam mencapai sistem
intruksional yang siap pakai tidaklah semudah menentukan tujuan perjalanan.
Kita mengetahui bahwa pendidikan itu mempunyai tujuan yang pasti, hanya tidak
semua orang dapat merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya
dengan pendidikan yang direalisasikannya.
Tujuan adalah
keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan
yang telah diidentifikasi. Tujuan berfokus pada apa yang dapat dilakukan
sibelajar ketika usai pelajaran. Tujuan instruksional idealnya diperoleh dari
proses pengkajian / penelususan kebutuhan (Need Assessment) yang menetapkan
secara luas indikasi-indikasi permasalahan yang harus dipecahkan. (Dick and
Carey, 2005).
Untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang apa yang dicapai dilakukan dengan cara
analisis. Dan seperti yang kita ketahui bahwa dalam mendesain sistem instruksional dibutuhkan
langkah-langkah seperti berikut:
- Menentukan kebutuhan instruksional dan menentukan tujuan instruksional umum
- Melakukan analisis instruksional
- Mengidentifikasikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa
- Menentukan tujuan instruksional khusus.
- Menulis tes acuan patokan
- Menyusun strategi instruksional
- Mengembangkan bahan instruksional
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
- Mendapatkan sistem instruksional
Setelah
mengidentifikasi kebutuhan instruksional untuk menentukan tujuan intruksional
umum maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis intruksional. (Dick and
Carey yang didukung oleh suparman 1997).
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah maka yang menjadi
masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah pengertian dari Analisis
Instruksional?
2.
Hal-hal apakah yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan analisis instruksional?
3.
Langkah-langkah apakah yang
digunakan daalam melakukan analisis instruksional?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan perumusan
masalah diatas maka pembahasan ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui pengertian Analisis Instruksional.
2.
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan analisis instruksional
3.
Mengetahui Langkah-langkah yang digunakan dalam
melakukan analisis instruksional.
1.4 Manfaat Pembahasan
Manfaat yang dapat
diperoleh melalui pembahasan ini adalah:
1.
Memberi pengetahuan bagi para
desainer intruksional untuk dapat mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam
setiap pengajaran
2.
Memberi pandangan bagi
calon-calon desainer pembelajaran dalam merumuskan tujuan intruksional
3.
Memberi pengetahuan bagi desainer bagaimana
laangkah-langkah dalam melakukan analisis instruksional
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Instruksional
Analisis
intruksional adalah sebagai tahapan proses yang merupakan keseluruhan dari
pemaparan bagaimana perancang (desainer) menentukan komponen utama dari tujuan
instruksional melalui kegunaan analisis tujuan (goal analysis), dan bagaimana
setiap langkah dalam tujuan tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan subordinate atau keterampilan prasyarat. (Dick and Carey 2005)
dalam (zuhairi-stain.blogspot.com).
Analisis
instruksional sebagai perangkat (satu set) prosedur yang ketika dipublikasikan
ketujuan instruksional, menghasilkan pengindentifikasian langkah-langkah yang
sesuai untuk melaksanakan tujuan dan keterampilan subordinate bagi sibelajar
dalam rangka mencapai tujuan. (Dick and Carey 2005). Analisis instruksional
adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusun disain instruksional atau
guru untuk membantu mereka di dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang
harus dikuasai/dilaksanaan oleh siswa dan sub tugas atau tugas dasar yang
membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok (Esseff, P.J.)
Suparman
(1997) lebih cenderung mengartikan analisis instruksional sebagai proses yang
menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis
dan sistematis. Kegiatan penjabaran tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi
perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara
terperinci. Yang dimaksud perilaku khusus tersusun secara logis dan sistematis
adalah tahapan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahuluditinjau dari
berbagai alas an seperti karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat,
prilaku yang menurut urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang
menurut proses psikologi muncul lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih
awal.
2.2 Kegunaan Analisis Instruksional
Dengan memperhatikan uraian tersebut di atas, dapat dikemukakan kegunaan analisis instruksional sebagai berikut:
Dengan memperhatikan uraian tersebut di atas, dapat dikemukakan kegunaan analisis instruksional sebagai berikut:
1.
Membantu bantu para guru/pendidik maupun
penyusun disain instruksional untuk mengorganisir tugas-tugas pokok dalam
hubungannya dengan subtugas yang harus dipelajari siswa. Pengorganisasiannya
adalah sedemikian, sehingga merupakan urutan logis sesuai dengan keadaan
sebenarnya manakala tugas tersebut dilaksanakan. Proses
ini akan memberikan gambaran yang jelas bagi siswa mengenai yang diharapkan
dapat dikerjakan setelah selesai mengikuti suatu pelajaran.
2.
Membantu para guru di dalam menganalisis
tingkah laku (behavior) berkenaan dengan masing-masing tugas pokok maupun
subtugas. Dengan cara demikian, semua pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas pokok dapat diidentifikasikan.
3.
Membantu para penyusun disain
instruksional dan para guru/pendidik untuk memperkirakan waktu yang diperlukan
untuk belajar, sehingga siswa dapat melaksanakan suatu tugas dengan baik.
2.3 Hal-Hal Yang
Harus Diperhatikan Dalam Melasanakan Analisis Instruksional
Ditinjau dari pendapat Dick and
Carey (2005), proses analisis instruksional dimulai dari melaksanakan analisis
tujuan (goal analysis) yang dimulai setelah memperoleh pernyataan yang jelas
dari instruksional.
1. Analisis Tujuan (Goal Analysis)
Hal yang harus
diperhatikan adalah:
a.
Pengklarifikasian pernyataan tujuan berdasarkan domain (jenis)
belajar yang akan muncul.
Domain belajar dapat dibagi atas empat yakni:
1. Keterampilan intelektual
Keterampilan yang mensyaratkan sebelajar melakukan kegiatan kognitif
yang unik. Unik yang dimaksud disini adalah
sibelajar harus mempu memecahkan masalah atau menampilkan satu perilaku
dengan contoh atau informasi yang tidak ditemukan sebelumnya.
2. Informasi Verbal
Keterampilan yang mensyaratkan sibelajar memberikan respons yang
spesifik terhadap stimuli yang relative spesifik. Biasanya tujuan keterampilan
ini dapat dikenali dari kata kerja yang digunakan. Kata kerja seperti
menyebutkan atau menjelaskan sesuatu.
3. Sikap
Sikap adalah pernyataaan kompleks manusia terhadap orang, benda dan
kejadian. Dick and Carey (2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com) mendefenisikan
sebagai kecenderungan membuat pilihan-pilihan tertentu atau keputusan tertentu
terhadap keadaan tertentu. Sikap mempengaruhi pilihan sikap seseorang dan
merupakan tujuan jangka panjang yang sulit diukur dalam waktu singkat. Tujuan
instruksional yang berfokus pada sikap dan dianggap sebagai sesuatu yang
mempengaruhi sebelajar memilih. Sikap memilih dapat menunjukkan kecenderungan
positif atau negative terhadap objek kejadian atau orang tertentu.
4. Keterampilan psikomotor
Karakteristik dari keterampilan psikomotor adalah sibelajar harus
melaksanakan gerakan otot dengan atau tanpa peralatan untuk mencapai hasil yang
spesifik. Ketrampilan ini melibatkan mental dan fisik. Perilaku dari tampilan
ini berupa kecepatan gerakan tubuh, keakraban kekuatan dan kelenturan.
Setiap tujuan dapat dimulai dengan menjawab pertanyaan “bagaimana
kita menentukan keterampilan belajar apa yang harus dipelajari sehingga dapat
tercapai tujuan-tujuan yang telah dibuat?” Jawabannya adalah mengklasifikasian
setiap tujuan kedalam salah satu domain belajar diatas.
b. Mengidentifikasi dan
mengurutkan langkah-langkah utama ketika sibelajar sedang menampilkan tujuan.
Langkah kedua dari analisis tujuan ini dilakukan setelah kita
mengidentifikasi domain dari tujuan maka perlu untuk lebih spesifik
mengindikasikan apa yang akan dilakukan sibelajar ketika sedang menampilkan
tujuan. Teknik terbaik yang sebaiknya digunakan oleh seorang desainer untuk
menganalisa sebuah tujuan adalah dengan mendiskripsikan langkah demi langkah
secara terperinci kegiatan atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika
menampilkan sebuah tujuan.
Analisis tujuan merupakan tayangan visual dari langkah-langkah spesifik
yang sibelajar akan lakukan ketika menampilkan tujuan instruksional sebaiknya
ditayangkan dalam bentuk yaitu langkah demi langkah dalam kotak tersusun
disebuah diagram air (flow diagram).
Pada saat menyusun daftar langkah-langkah tersebut yang harus diperhatikan
adalah sipembelajar, apakah sipembelajar berusia muda atau dewasa karena akan
mempengaruhi jumlah angka yang harus dibuat. Pendiskripsian setiap langkah
harus mencamtumkan sebuah kata kerja yang menjelaskan sebuah tingkah laku yang
dapat diobservasi. Contohnya “ bila membaca atau mendengar (keduanya proses internal bukan tingkah laku
yang jelas) langkahnya sebaiknya diindikasikan apa yang sibelajar akan
identifikasi dari apa yang mereka baca atau dengar. Setiap langkah sebaiknya
memiliki outcome yang dapat diobservasi. Sedikitnya 5 langkah yang ada pada
tahapan ini tetapi tidak lebih dari 15 untuk durasi waktu 1 sampai 2 jam
pengajaran.
Menulis TIU (target objective)
mensyaratkan disainer mengklasifikasikan keterampilan target berdasarkan tipe
hasil belajar. Hal ini memungkinkan melanjutkan keanalisis berikutnya, yaitu
analisis tugas (Task Analysis). Tetapi
sebelumnya ada bebrapa hal lagi yang sebaiknya diperhatikan yaitu pengujian
setiap langkah yang telah dibuat hingga pada akhirnya akan berbentuk produk
akhir dari analisis tujuan.
(goal analysis) berupa diagram
keterampilan yang menyediakan gambaran mengenai apa yang akan menyediakan
gambaran mengenai apa yang sedang dilakukan oleh sibelajar ketika mereka
menampilkan tujuan instruksioanl umum. Kerangka kerja inilah yang nantinya
menjadi dasar bagi analisis keterampilan prasyarat atau subordinate skill
analysis.
2. Analisis
Keterampilan Prasyarat (Subordinate skill analysis)
Setelah langkah-langkah dalam tujuan
teridentifikasi dianggap perlu melakukan pengujian setiap langkah untuk
menentukan apa yang seharusnya telah diketahui seibelajar dapat mempelajari
langkah yang ditampilkan (perform) dalam tujuan. Langkah ini disebut analysis
keterampilan prasyarat atau subordinate skill analysis.
Dalam analisis ini tujuan yang akan
dibahas terlebih dahulu adalah tujuan murni (pure
goals) yang langkah-langkahnya hanya keterampilan intelektual atau hanya
ketrampilan psikomotor. Tujuan kompleks (complex
goal) melibatkan beberapa domain / ranah segaligus. Sebuah kombinasi
berbagai pendekatan dapat digunakan dengan tujuan kompleks. Dalam rangka
memulai sebuah analisis keterampilan prasyarat, perlu diperoleh deskripsi atau gambaran mengenai tugas utama si belajar
yang harus ditampilkan sehingga terpenuhilah tujuan instruksional umum.
Berbagai pendekatan dalam melakukan
analisis keterampilan prasyarat menurut Dick and Carey (2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com)
yakni:
1.
Pendekatan Hirarki (hierarchial approach)
2.
Pendekatan Pengelompokan (cluster approach)
3.
Pendekatan Hirarki dan atau
Pendekatan Pengelompokan
Suparman (1997) dalam membagi
pendekatan tersebut sebagai proses penguraian perilaku khusus kedalam empat
struktur perilaku. Empat susunan struktur perilaku tersebut sebagai berikut:
1. Struktur Perilaku Hirarkial
Struktur ini adalah
kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (perilaku=kemampuan). Misalnya pada mata pelajaran seni budaya,
kedudukanperilaku membaca notasi musik dan perilaku menyanyikan notasi musik
tersebut. Perilaku menyanyikan notasi musik tidak akan mungkin dapat dilakukan
siswa apabila siswa tersebut belum menguasai dalam hal membaca notasi musik.
Gbr. Struktur perilaku Hirarkial
2. Struktur Perilaku
Prosedural
Struktur ini adalah kedudukan
beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu seri urutan penampilan
perilaku tetapi ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain.Contoh :
tujuan siswa dapat membuat karya musik sendiri. Dapat Dilihat dalam Struktur
Berikut:
Gbr. Struktur Perilaku Prosedural
3. Struktur Perilaku Pengelompokan
Struktur ini adalah
perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan
yang lainnya. Misalnya tujuan siswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian
gitar, menjelaskan fungsi satu dengan yang lain tidak terkait secara hirarki
dan procedural. Siswa dapat menyebutkan fungsi bagian gitar sesuai dengan siswa
ingin. Misalnya:
4. Struktur Perilaku Kombinasi
Struktur ini adalah perilaku
khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur
hirarkial, procedural dan pengelompokan.
Misalnya kemampuan mengapresisi karya musik daerah.
Gbr. Struktur Perilaku Kombinasi
C. Langkah-langkah Melakukan Analisis Instruksional
Menurut Mager (2005) dalam (zuhairi-stain.blogspot.com)
langkah-langkah di dalam analisis istruksional dapat dibedakan dua macam:
1.
Langkah pertama ialah menuliskan semua
tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.
Langkah kedua ialah menyusun, daftar
tugas secara mendetail dan urut sesuai dengan urutan senyatanya manakala tugas
itu dilaksanakan.
Apa yang dikemukakan oleh Mager tersebut menunjukkan, bahwa pada
langkah pertama belum diperhatikan urutan bagaimana melaksanakan tugas-tugas
tersebut. Sedang pada langkah kedua, di samping memerinci sampai pada tugas
yang sekecil-kecilnya agar tak ada yang terlewatkan, juga memperhatikan urutan
bagaimana tugas tersebut dilaksanakan. Ell (2005) lebih memerinci di dalam menjelaskan
metode analisis instruksional sebagai berikut:
(a)
Identifikasi tugas-tugas pokok dan
hubunganriya dengan subtugas.
(b)
Mengurutkan tugas-tugas sesuai dengan urutan,
manakala tugas
(c)
tersebut dilaksanakan dalam keadaan
senyatanya.
(d)
Identifikasi tingkah laku (behavior)
yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas.
(e)
Memperkirakan waktu yang diperlukan
untuk mempelajari setiap tugas.
Cara yang efektif
untuk menentukan tugas-tugas pokok (major tasks) adalah dengan cara menuliskan
semua tugas yang berkenaan dengan masing-masing bidang tertentu yang harus
dicapai. Kita bisa mulai dengan menanyakan kepada diri sendiri. "Apa yang
saya inginkan siswa dapat melakukan sesuatu setelah ia selesai mempelajari
suatu unit pelajaran" ? Seberapa banyak daftar tugas tersebut, tergantung
dari luasnya bidang yang dianalisis, misalnya apakah kita ingin menyusun suatu
pogram studi untuk suatu jurusan pada suatu fakultas, suatu program training,
atau suatu mata kuliah, atau bahkan suatu unit pelajaran.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebelum menghasilkan suatu
desain sitem instruksional yang siap pakai haruslah melalui tahap-tahap yang
ditentukan agar hasil yang didapat lebih berkualitas dan tujuan yang
direalisasikan dapat tercapai secara
maksimal. Salah satu tahap yang tidak kalah pentingnya adalah analisis
intruksional, dimana pada langkah inilah merupakan bertujuan untuk memperolah gambaran tentang apa yang
dicapai. Apa yang kan
dicapai merupakan suatu tujuan yang jelas dan spesifik memberi pegangan dan
petunjuk tentang metode mengajar dan belajar yang serasi serta memungkinkan
penilaain proses dan hasil belajar yang lebih teliti.
3.2 Saran
Kiranya para desainer atau
tenaga pendidik menggunakan tahap demi tahap dalam menganalisis instruksional
secara teliti sehingga kebutuhan siswa dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
kita inginkan.
REFERENSI
Suparman, Atwi.
2004. Desain Intruksional. Jakarta : Universitas Terbuka
(Diunduh 25/02/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar