Model
penerapan jaringan, mulai dari yang paling minimal sampai dengan yang sudah advance
dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Model 1:
Local Area Network (LAN) dengan memanfaatkan Desktop PC sebagai server.
Semua konten pembelajaran disimpan dalam desktop PC tersebut. Ini
diperuntukkan bagi sekolah yang memang belum memiliki server khusus.
- Model 2:
LAN dengan memanfaatkan server tapi tidak terhubung ke internet. Ini bagi
sekolah yang memang telah memiliki server. Semua konten pembelajaran
disimpan dalam server tersebut.
- Model 3:
LAN + tergabung dalam Wide Area Network (WAN) di sekitar sekolah yang
berdekatan. Artinya LAN sekolah terhubung dengan WAN, dimana semua konten
bersama disimpan di server WAN.
- Model 4:
LAN + WAN + connected to internet
B. Model
Penemfatan Fasilitas LCD Projector dan PC/Laptop
- Model 1:
Mobile, yaitu pemanfaatan secara bergantian satu atau beberapa LCD
Projector + laptop oleh guru ke ruang kelas.
- Model 2:
One Class One PC/Laptop One LCD Projector terhubung dengan LAN sekolah.
- Model 3:
One Class One PC/Laptop One LCD Projector terhubung ke LAN yang terhubung
pula dengan internet.
C. Model Perolehan Konten berbasis TIK
Konten
berbasis TIK dapat diperoleh melalui berbagai pendekatan sebagai berikut:
- Model 1:
Buatan Guru (Teacher-Made Media)
- Model 2:
MULUNG, memanfaatkan yang telah ada dengan cara mengunduh dari internet,
diklasifikasi, dikelola dan disimpan dalam server LAN sekolah.
- Model 3:
Konten bersama (shared conten), konten buatan guru dan atau hasil MULUNG
disimpan dalam suatu portal yang dapat diakses oleh semua guru dan siswa.
- Model 4:
Membeli … ini yang paling merepotkan karena mahal, jadi pilihan terakhir
kalo ada dananya baik dari dana swadaya, dari block grant, dari donatur
dan lain-lain.
D. Model Pembinaan SDM
- Model
Informal; model yang paling mujarab. dilakukan dengan cara Getok Tular
oleh guru lain yang dah menguasai dan menyediakan fasilitas TIK untuk
guru, misal dengan cara One MGMP One PC terhubung ke internet
- Model
Formal; melalui pelatihan-pelatihan secara reguler. Sifatnya bisa swadana,
disponsori swasta, atau dibiayai pemerintah (kab/kota, propinsi, pusat).
Begitulah
kira-kira kesimpulannya, kiranya dapat jadi inspirasi untuk siapapun yang akan
merencanakan penerapan ICT di sekolah. Memang yang belum kelihatan muncul dari
model di atas adalah model
proses pembelajaran berbasis ICT … padahal
ini yang lebih penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar