Laman

PENGUNJUNG

Rabu, 31 Oktober 2012

MAKALAH BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER

BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER
Oleh: Anita Adesti

A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) telah menjadi paradigma belajar saat ini. Proses pengembangan kognitif tingkat tinggi (quality thinking skills) dan interpersonal skills yang diperlukan menghadapi tuntutan masa depan bukan berkenaan dengan apa yang menjadi perolehan lulusan tapi bagaimana perolehan itu didapat. Untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) tidak ada cara lain yang paling tepat selain belajar, dan belajar. Menurut teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku. Belajar adalah pembuka dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dengan kata lain terjadi perubahan dalam mental seseorang. Seiring dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), manusia dapat dengan mudah memperoleh ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang beraneka ragam serta dari segala penjuru dunia. Dalam upaya mewujudkan masyarakat belajar (learning community) inilah harus diciptakan kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar melalui berbagai sumber, baik sumber yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (by utilization) untuk keperluan pembelajaran.

Senin, 22 Oktober 2012

MAKALAH PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Oleh:
Anita Adesti
Mahasiswa Pasca Sarjana 
Teknologi Pendidikan
UNSRI 

1.    Pendahuluan
         Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
       Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang. Seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.  

Kamis, 18 Oktober 2012

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman, maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu: 
   1.      Landasan Filosofis
Yaitu asumsi – asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Asumsi – asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
    2.      Landasan Psikologis
Yaitu asumsi – asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan. Sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistik.
   3.      Landasan Sosial Budaya
Adalah asumsi – asumsi yang bersumber darti sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.

   4.      Landasan Ilmiah dan Teknologi
Adalah asumsi – asumsi yang besumber dari hasil – hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi saat ini dan akan datang.

Sumber: Tim Pengembang MKDP UPI , (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers.

MAKALAH BENTUK BENTUK SUMBER BELAJAR



PENDAHULUAN 
A.      LATAR BELAKANG

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidaknya proses pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan belajar haruslah mendapat perhatian lebih dan diupayakan semaksimal mungkin agar tujuan dari proses pendidikan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan proses pendidikan memerlukan peran guru dalam pembelajaran di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Hal ini diperkuat dalam UU Sisdiknas 2003 yang menjelaskan pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Melalui penjelasan ini dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika pebelajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar untuk siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar. Syarat itu adalah adanya interaksi antara pebelajar (learner) dengan sumber belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran dapat terjadi jika ada interaksi antara guru, siswa, sumber belajar dalam lingkungan belajar. Sumber belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran diharapkan dapat mendukung timbulnya interaksi tersebut. Untuk itu diperlukan kemampuan guru dalam menentukan, menggunakan, memanfaatkan dn mengembangkan sumber belajar. Oleh karena itu pada makalah ini akan dijelaskan  definisi sumber belajar, bentuk sumber belajar yang akan membantu guru menciptakan pembelajaran yang baik dan menyenangkan.

B.       RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan sumber belajar?
2.    Bagaimanakah bentuk-bentuk sumber belajar?

C.      TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian sumber belajar.
2.    Untuk mengetahui bentuk-bentuk sumber belajar.

D.  MANFAAT
Untuk memberikan pengetahuan kepada guru tentang sumber belajar dan bentuk sumber belajar yang akan digunakan guru dalam pembelajaran. 

Selasa, 16 Oktober 2012



JENIS – JENIS KURIKULUM­_
A. Pendahuluan
Kurikulum formal ialah rancangan di mana aktiviti pembelajaran dijalankan supaya matlamat atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai. Ia merupakan satu set dokumen untuk dilaksanakan. Ia mengandung hal sebenar yang berlaku dibilik darjah dan apa yang telah disediakan dan dinilai. Setiap sekolah ada kurikulum terancang iaitu satu set objektif yang berstruktur dengan kandungan dan pengalaman belajar serta hasil yang dijangkakan. Ia merupakan rancangan eksplisit dan operasional yang dihasratkan, lazimnya dikelolakan mengikut mata pelajaran dan gred, di mana peranan guru didefinisikan dengan jelas (Ornstein, A.C. & Hunkins, F, 1983).
B. Jenis-Jenis Kurikulum.
Jika dilihat dari sudut guru sebagai pengembang kurikulum dikenal jenis-jenis kurikulum sebagai berikut:
·         Open curriculum (kurikulum terbuka), artinya kurikulum = guru. Guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
·         Close curriculum (kurikulum tertutup), artinya kurikulum sudah ditentukan secara pasti mulai tujuan,materi, metode dan evaluasinya, sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya.
·         Guide curriculum (kurikulum terbimbing), artinya kurikulum setengah terbuka, setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam kurikulum, akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih lanjut dalam kelas.